Allah melihat Kita ( Muroqobatullah )
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Adik-adik pernah ngga ngalamin perasaan ngga
enak pas diawasin sama guru di ulangan apalagi kalo ulangan umum? Hati kita
tambah deg-degan lagi kalo gurunya jalan-jalan pas ngawasin kita. Rasanya setiap
gerak sedikit pasti diliatin. Pokoknya kita harus bergerak super hati-hati
supaya tidak menarik perhatian guru. Nah, Insya Allah sekarang kita mau membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan contoh di atas. Ada yang bisa nebak ngga?Ayo… ada yang berani jawab? Ya udah… Dikasih tahu aja yach. Sekarang kita mau membahas tentang Muraqabatullah.
Muraqabatullah adalah kewaspadaan atau pengawasan Allah. Tentang pengawasan Allah ini saya punya cerita, gini ceritanya :
Cerita 1
Peristiwa ini terjadi pada masa Umar bin Khahthtab. Ketika itu Umar tengah berjalan-jalan di suatu padang penggembalaan. Kemudian Umar melihat seorang bocah tengah mengembalakan sekawaann domba. Lalu Umar menghampiri bocah tersebut.
Umar kemudian menawarkan pada bocah itu untuk membeli seekor domba gembalaannya. Akan tetapi bocah itu menolak. Kemudian Umar melipatgandakan harga yang semula ditawarkan. Tapi anehnya si bocah itu tetap tidak mau. Lalu Umar berkata, "Tak apalah jika aku membeli seekor domba gembalaanmu. Kau bilang saja pada majikanmu bahwa domba itu hilang. Toh dia tidak melihatnya."
Kemudian bocah itu menjawabnya, "Jika demikian di manakah Allah? Bukanlah Ia Maha Melihat segala perbuatan hamba-Nya." Umar sangat terkesan dengan jawaban bocah tersebut. Keesokan harinya, Umar memanggil bocah itu dan memberinya hadiah.
Subhanallah, bocah penggembala sekecil itu sudah merasakan adanya pengawasan Allah. Sungguh berbeda sekali dengan kita yang hanya takut kepada pengawasan manusia. Betul ngga?
Cerita 2
Peristiwa kedua ini juga terjadi pada masa shahabat Umar bin Khaththab. Pada suatu malam yang gelap gulita. Ketika manusia tengah tertidur dengan pulasnya, Umar melakukan patroli keliling. Ketika Umar tengah berpatroli, ia berhenti pada suatu rumah yang masih terang benderang (artinya pemiliknya itu masih terjaga bukan?)
Ternyata yang tinggal di rumah itu adalah seorang wanita tua beserta anak perempuannya yang mencari nafkah dengan berjualan susu. Mereka tengah menuang-nuangkan susu ke dalam suatu wadah.
Kemudian ibu itu berkata, "Anakku, kenapa tidak kau campur saja susu ini dengan air tawar. Dengan demikian kita akan mendapat keuntungan yang lebih. Para pembeli tidak akan mengetahui perbedaan rasanya kok!?"
Tapi anak perempuannya itu menolak dan berkata, "Tapi Ibu, walaupun tidak ada orang yang melihat atau mengetahui perbuatan kita, Allah pasti tahu khan???"
Demikianlah Umar yang mendengar percakapan ibu dan anak tersebut sangat terkesan dengan jawaban si anak yang takut kepada Allah.
Sebenarnya
pengawasan terhadap manusia itu ada tiga macam lho. Mau tau ngga? Tau
jangan-jangan udah ada yang tau lagi? Oke dech, saya kasih tau aja yach.
|
1. | Pengawasan
Allah |
2. | Pengawasan
Malaikat |
Kalian
sudah tahu khan malaikat yang bertugas mencatat amalan-amalan manusia. Ada yang
berani jawab ngga? Masa sich ngga ada yang berani? Apa harus ditunjuk? Ya!!!
Tepat sekali!! Kedua malaikat itu adalah Malaikat Raqib dan Atid. Ada yang bisa
memberitahu apa tugas mereka?
|
Kedua
malaikat itu mencatat semua amalan kita (baik yang jelek maupun yang baik) dalam
sebuah buku rapor. Pada saat kita dihisab nanti buku itu akan memperlihatkan
semua amalan kita. |
Makanya
mulai sekarang, kita harus memperbanyak amalan-amalan kita biar nanti rapornya
ngga ada nilai merahnya. |
3. | Pengawasan
Panca Indera |
Kalian
pasti sudah tahu bahwa pada saat di akhirat nanti yang bersaksi bukanlah mulut
kita, akan tetapi semua anggota badan kita.
|
Si tangan
akan menceritakan dia dipergunakan untuk apa saja. Apakah ia digunakan untuk
menjahili teman, misalnya nyubitin teman, mukulin teman, atau malah digunakan
untuk perbuatan baik seperti membantu ibu memcuci piring, dll. Atau si mata yang
bersaksi bahwa selama ia di dunia ia digunakan untuk membaca Al-Qur'an dan
bukannya digunakan untuk melihat hal-hal yang tidak baik.
|
Wah… sudah
pada cape plus ngantuk yah? Biar ngga pada ngantuk, saya kasih satu bonus
cerita. Mau ngga? |
Begini
ceritanya… Syahdan dahulu kala di sebuah pesantren ada seorang murid yang
teramat sangat disayangi oleh gurunya. Rasa sayang sang guru ini membuat iri
murid-murid yang lain. Sampe-sampe mereka membicarakannya setiap hari. Pokoknya
tiap hari kerjaannya ngegosip melulu! Sampai akhirnya, berita tentang
kecemburuan ini sampai ke telinga sang guru.
|
Pada suatu
hari, sang guru mengumpulkan murid-muridnya. Kemudin dia memberikan seekor
merpati kepada setiap murid. Setelah semuanya memegang merpati, ia memberi tugas
untuk membunuh merpati itu dengan cara apapun tapi hanya satu syaratnya. Jangan
sampai perbuatan mereka itu diketahui oleh orang lain. Para murid itu diberikan
waktu satu minggu untuk memenuhi tugas yang diberikan.
|
Berbagai
macam cara dilakukan oleh para murid untuk membunuh si merpati tanpa diketahui
oleh orang lain. Ada yang membunuhnya di tengah-tengah hutan, ada yang
membunuhnya pada malam hari yang gelap gulita, ada yang membunuhnya di dalam
gua, wah… pokoknya macem-macem deh caranya.
|
Seminggu
kemudian mereka dikumpulkan kembali. Apa yang terjadi?? Ternyata murid
kesayangan sang guru belum membunuh merpatinya. Mereka menertawakannya dan
mengatakan bahwa ia akan mendapatkan hukuman karena tidak melaksanakan tugas
yang diberikan. |
Kemudian
sang guru bertanya, "Hai fulan, kenapa engkau belum membunuh merpatimu?" Si
murid pun menjawab, "Guru, bukankah engkau menyuruhku untuk membunuh merpati ini
di tempat yang tidak ada seorang pun yang akan mengetahuinya?"
|
Sang guru
menjawab, "Iya, tepat sekali," Ia pun menjawab, "Maaf guru tapi saya tidak
menemukan satu tempat pun di bumi ini yang tidak terlepas dari pengawasan Allah.
Jadi bagaimana saya bisa untuk membunuh merpati ini???"
|
Mendengar
jawaban si fulan itu, murid yang lainnya mulai menyadari kenapa sang guru sangat
menyayanginya. |
Nach,
adik-adik… bagaimana sudah semangat lagi? Ada gula ada semut. Setiap amalan
pasti ada hasilnya. Jika kita sudah menyadari bahwa Allah selalu menyertai kita,
maka kita akan memetik buahnya. Buah itu adalah :
|
1. | Istiqamah
|
Istiqamah
artinya ketetapan hati. Jadi, meskipun teman kita ketika ulangan menyontek, kita
tidak akan mengikuti perbuatan mereka. Kita akan yakin bahwa Allah melihat semua
perbuatan kita. Walaupun nilai kita berada di bawah nilai teman yang menyontek,
kita seharusnya tidak bersedih hati. Malah kita harus berlapang dada. Kenapa??
Karena walaupun nilai kita kecil tapi setidaknya kita sudah dapat nilai tambah
di mata Allah. |
2. | Jujur
|
Dengan
merasa adanya pengawasan Allah maka kita akan senantiasa berbuat jujur di mana
pun karena kita yakin Allah akan melihat perbuatan kita.
|
3. | Ikhlas
|
Dengan
adanya pengawasan Allah, mudah-mudahan dapat menjadikan segala perbuatan kita
ditujukan karena Allah, bukan karena yang lain.
|
#MateriBelajar
#Taujih
#Ihsan
1 Januari 2006
Seorang muslim yang baik, berusaha untuk menyempurnakan setiap amalnya. Kare
na hal itu sebagai bukti keimanannya. Maka shalat harus menjadi perhatian utamanya.
Dapat dibayangkan, bagaimana ketika imam bertakbir, terlihat para makmun bertakbir
sambil mengangkat tangannya se
ara serempak ketika imam mengu
apkan amin terde
ugar keserasian dalam mengikutinya.
Tidak salah, jika ada yang mengatakan, bahwa persatuan dan kesatuan umat terlihat
dart lurus dan rapat suatu shaf, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah
Hendaklah kalian luruskan shaf kalian, atau Allah akan meme
ah belah per
satuan kalian. 1
Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, adad-adab imam. Kedua, Adab
adab makmum.
Tidak diragukan lagi, bahwa tugas imam merupakan tugas keagamaan yang mulia,
yang telah diemban sendiri oleh Rasulullah; begitu juga dengan Khulafa' Ar Rasyidin
setelah beliau.
Banyak hadits yang menerangkan tentang fadhilah imam. Diantaranya sabda Ra
sulullah "Tiga golongan di atas unggukan misik pada hari kiamat," kemudian beliau
menyebutkan, diantara mereka, (ialah) seseorang yang menjadi imam untuk satu kaum
sedangkan mereka (kaum tersebut) suka kepadanya. Pada hadits yang lain disebutkan,
1HR Muslim no. 436.
Post a Comment